SI MANIS MADU DENGAN SEGUDANG MANFAAT

Sebagian besar dari kalian tentunya sudah tahu bahwa madu memiliki segudang manfaat bagi kecantikan. Manfaat apa saja sih yang bisa didapatkan dari si manis ini? Yuk kita simak "Madu memiliki sifat antiseptik, antibakteri dan antiinflamasi alami" 1. Untuk mencerahkan kulit Madu memiliki kandungan anti oksidan yang mampu menangkal radikal bebas akibat terkena sinar matahari secara langsung. 2. Mengatasi bekas luka Madu tidak hanya ampuh untuk bekas jerawat lho! Masker madu juga mampu menyamarkan bekas luka di bagian kulit lainnya. Terutama bekas luka bakar 3. Menyamarkan bekas jerawat Untuk kamu yang memiliki bekas jerawat pada wajah, masker madu yang mengandung senyawa antioksidan ini bisa membantu memperbaiki warna kulit dan menyamarkan bekas jerawat. 4. Mengangkat sel kulit mati Cukup campurkan madu, gula pasir dan minyak kelapa, maka kamu sudah bisa menggunakan scrub alami untuk mengangkat sel kulit mati sekaligus menjaga kulit wajah tetap lemb

Katanya: Aku Mau Jadi Peragawati

apajake.id

Katanya: Aku Mau Jadi Peragawati

Masih tertanam di pikiranku, perihal seorang anak perempuan di tahun 90-an yang bermimpi menjadi seorang *peragawati yang sangat indah jika ia sudah dewasa kelak.

Ade namanya.

Suatu hari dengan tangan menggenggam majalah fashion dan tatapan yang berbinar ade bercerita akan mimpinya “pokoknya nanti kalo udah gede, aku mau jadi peragawati , mau jalan pake baju bagus di panggung terus nanti foto aku ada di majalah-majalah sama di papan billboard yang di jalan-jalan gede itu” ucap sang anak kepada orang-orang di rumahnya.

Kala itu ade sangat yakin sekali bahwa ia akan menjadi apa yang ia inginkan. Berjalan di panggung busana, memakai rancangan para designer terkenal, menjadi sampul majalah fashion dan terpampang di papan billboard seperti apa yang sering ia ucapkan. Namun sayangnya kebahagiaan tak berpihak padanya, ketika umurnya menginjak angka 5, ia harus kerap menyaksikan pertengkaran diantara kedua orang tuanya, tak jarang pula ia mendapatkan pukulan hingga badan kecilnya mendapatkan lukisan pedih  berwarna biru di berbagai tempat.

Satu waktu aku melihatnya memakai celana selutut yang digulung sampai paha, awalnya tidak ada yang aneh, karena kulihat ia bermain dan tertawa seperti biasa bersama teman-teman sebayanya. Namun semakin lama ku perhatikan ada luka sebesar telapak tangan orang dewasa di paha kanannya. Ku beranikan diri menanyakan tentang luka itu dan ia menjawab dengan sedikit ringisan “oh ini gak sengaja kena setrika kemarin sama mama” lalu ia bermain kembali bersama teman-temannya.

Sempat terlintas di pikiranku saat melihat luka besar di paha ade, apa mungkin ibunya sengaja menyetrika paha anak itu? mengingat lukanya memang sangat tidak wajar apabila memang tidak disengaja dan kondisi orang tua ade yang hampir setiap hari beradu argumen.

Masih sangat teringat olehku bagaimana sorot matanya yang selalu berbinar menjadi sangat redup dan senyumnya yang tidak sampai mata. “aah semoga lukanya tidak menyebabkan bekas” batinku, karena aku ingat ia ingin sekali menjadi peragawati.

Beberapa bulan berlalu, semenjak insiden “kecelakaan setrika” yang menimpa ade terjadi, ia mulai terlihat jarang memakai celana pendek dan seringkali aku mendengar suara tangisan dari dalam rumahnya. Rupanya lagi-lagi ia mendapat siksaan dari ayahnya. Aku? Bukannya tidak mau membantunya kala itu, hanya saja aku tidak bisa.

Sempat aku mendengar percakapan ringan ade bersama neneknya di teras rumah, ia berkata “kayaknya aku gak akan jadi peragawati deh nek, soalnya bekas luka di pahanya gak ilang-ilang”. Sang nenek menanggapi ucapan cucunya, bahwa ade tetap bisa menjadi peragawati dengan baju panjang dan berhijab, namun ade hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Dalam hati aku ikut menanggapi, ia bukan tidak ingin memakai baju panjang atau berhijab! Sangat terlihat oleh mataku, bahwa ia merasakan sakit dan trauma yang teramat dalam. Tapi apalah daya anak berumur 7 tahun? Mungkin saja sebenarnya ia sangat ingin memberontak, dengan keadaan orang tua yang bercerai saat ia baru menginjak taman kanak-kanak dan sudah pastinya ia merasakan kurang kasih sayang yang sepatutnya ia dapatkan dari kedua orang tua.

Jika kalian bertanya, bagaimana kabar anak itu sekarang?

Aku pun tidak tahu.

Sudah berbelas-belas tahun lalu aku mengetahui kisah ini, kini ia mengilang bersama mimpinya seperti ditelan bumi. Sudah kucoba mencari anak perempuan yang memiliki binar mata indah itu, namun tak ku temukan jejaknya sedikit pun. Andai saja dulu aku memiliki kuasa untuk menolongnya, menarik dia dari semua rasa trauma yang membuatnya terpuruk. Mungkin saat ini kalian akan melihatnya di berbagai fashion show, majalah dan papan billboard seperti mimpinya di tahun 90 dulu.


BACA JUGA CERPEN INI


Comments